Pages

Selasa, 09 Agustus 2016

:: SEPUTAR MEMBUNUH CICAK ::



Cicak adalah salah
satu binatang yang tidak asing lagi bagi kita. Bahkan Binatang kecil ini sering kita jumpai menempel di
dinding rumah.
_
Keberadaannya dirumah kita
memang tidak terlalu
mengganggu, namun kita harus tetap waspada, karena menurut informasi yang saya baca ternyata cicak termasuk binatang yang berbahaya dan bisa membahayakan kita juga.
_
Dalam dunia ruqyah, setiap peruqyah memahami bahwa cicak itu adalah salah satu makhluk pembawa sihir dan harus dibunuh. 
_
Didalam shahih Muslim disebutkan : Barangsiapa
yang membunuh cecak pada satu kali pukulan, maka baginya seratus kebaikan. Dan jika pada pukulan
kedua maka baginya ( kebaikan ) berbeda dengan itu ( yang
pertama ), dan jika pada pukulan ketiga maka baginya ( kebaikan ) berbeda dengan itu ( yang kedua ).
_
Dalam hadist lainnya:
Ibnu Majah meriwayatkan didalam
“Sunan” nya dari Saibah Maulah al-Fakih bin al-Mughiroh bahwa dirinya menemui Aisyah dan
melihat di rumahnya terdapat
sebuah tombak yang tergeletak.
_
Dia pun bertanya kepada
Aisyah,”Wahai Ibu kaum mukminin apa yang engkau lakukan dengan
tombak ini ?? ” Aisyah
menjawab, ” Kami baru saja
membunuh cecak-cecak.
Sesungguhnya Nabi saw pernah memberitahu kami bahwa tatkala Ibrahim AS dilemparkan ke dalam api tak satu pun binatang di bumi
saat itu kecuali dia akan
memadamkannya kecuali cecak yang meniup-niupkan apinya.
_
Maka Rasulullah saw memerintahkan untuk membunuhnya.” Kitab az-Zawaid ” menyebutkan bahwa hadits Aisyah ini shahih.
_
Saat melakukan ruqyah rumah, biasanya ketika dibacakan surat Al Baqarah dengan anehnya ada cicak
tiba-tiba berjatuhan dan mati atau terkadang menemukan cicak mati dengan tubuh hangus. Anda boleh
percaya atau tidak, yang jelas kita harus tetap waspada. Karena cicak sering dijadikan media pembawa
sihir.
_
Banyak dari golongan jin yang merubah rupa menjadi cicak ( hewan
melata ) untuk meletakkan racun sihir dirumah.
_
Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam telah
menghabarkan kepada kami
bahwasannya jin itu terdiri dari tiga kelompok. Pertama, jin yang selalu beterbangan ( melayang ) di udara.
kedua, jin dalam wujud hewan melata. dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian. "
_
(HR. Thabrani, Hakim, Baihaki dengan sanad yang
shahih).
_
Sahabat.. selain cicak sering
dijadikan media sihir, perlu
diketahui pula ternyata cicak itu mengandung bakteri berbahaya yaitu Bakteri Escherichia Coli atau E
Coli. Escherichia Coli telah dikenal sebagai mikroba yang bisa menyebabkan sakit perut dan dapat membahayakan kesehatan
tubuh.
_
Kotoran cicak juga ternyata
bisa menembus plastik, sebuah penelitian pernah menunjukkan bahwa Kotoran Cicak merusak layar handphone.
_
Jadi .. dari keterangan diatas, inilah bukti bahwasannya kita harus berhati-hati dengan cicak di rumah.
_
Semoga bermanfaat .. 
_
Sumber : ( berdakwahislami.blogspot.co.id )

Kamis, 04 Agustus 2016

:: BELAJAR DARI LABA-LABA, SEMUT DAN LEBAH ::



Coba rusak jaring LABA-LABA dan dengan segera LABA - LABA akan membuatnya lagi.
_
Ambil madu LEBAH maka dengan cepat LEBAH akan membuat sarang
yang baru.
_
Coba hancurkan rumah SEMUT, maka dalam sekejap SEMUT akan sibuk membangun sarangnya kembali.
_
LABA-LABA, LEBAH & SEMUT
memberikan inspirasi kepada kita tentang bagaimana menghadapi KERASNYA KEHIDUPAN ini dengan satu
tekad : PANTANG MENYERAH.
_
Jangan pernah menyerah jika sedang berusaha meraih impian. Tidak ada
alasan untuk menyerah.
_
Orang GAGAL selalu mencari-cari ALASAN tapi orang SUKSES selalu mencari JALAN.
_
SEKALI LAGI :
Orang GAGAL selalu mencari-cari ALASAN tapi orang SUKSES selalu mencari JALAN.
_
Tahukah bahwa keberhasilan kita dalam hidup ini tidak hanya sekedar berada pada tempat dan waktu yang
TEPAT, tapi juga berada pada waktu dan tempat yang SALAH, namun tidak
pernah menyerah dan senang mencari alasan.
_
Kita boleh saja memiliki impian yg besar, tapi tanpa SEMANGAT, KERJA
KERAS , KETABAHAN , TAHAN UJI dan PANTANG MENYERAH , maka IMPIAN itu hanyalah sebuah khayalan belaka.
_
Ketika putus asa, ragu, lelah, atau hampir diambang kegagalan, ingatlah kembali akan IMPIAN yang ingin diraih.
_
Impian itu akan menjadi sumber inspirasi yang akan selalu menguatkan kita dan memberi MOTIVASI yang besar.
_
Hidup ini KERAS tetapi bukan berarti harus menyerah begitu saja tanpa
mencoba cara yang lain ..
_
Salam Semangaaatt 


:: KALO DUIT TINGGAL DIKIT ARTINYA MAU DATENG LAGI ::



Suatu hari istri dari KH.Rahmat Abdullah (Almarhum) mengeluh
tentang persediaan uang untuk kebutuhan rumah tangga yang tinggal sedikit ,
Ust. Rahmat pun menjawabnya dengan tenang :
_
"Santai aja ibu .. duit kalo tinggal dikit artinya mau dateng lagi "
_
Subhanallah ..
_
Ungkapan yang sangat singkat, namun padat .. begitulah kelebihan
yang Allah berikan kepada para ulama, sebagaimana dikatakan dalam sebuah syair
_
" ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻜﻼﻡ ﻣﺎ ﻗﻞ ﻭﺩﻝ "
_
" Sebaik baik perkataan yang sedikit dan argumentatif "
_
Ungkapan Ust Rahmat mengajarkan kita bahwa uang itu mengisi tempat
yang kosong, karenanya jika Allah ingin kembali mengisi dompet kita, kosongkanlah sebagian nya untuk
membantu sesama.
_
Uang itu bagaikan air yang didalam gelas, jika belum kita minum, maka air didalam botol tak akan bisa mengisinya .. Uang itu bagaikan air jika ditahan dia
kotor, adapun jika kita melepasnya maka ia akan bersih ..
_
Uang itu bagaikan air jika ia ditahan, maka ia akan mencari jalan keluarnya sendiri, karenanya Nabi Muhammad SAW berujar ..
_
" ﻣﺎ ﺣﺎﻟﻄﺖ ﺍﻟﺼﺪﻗﺔ ﻣﺎﻻ ﺇﻻ
ﺃﻓﺴﺪﺕ
_
"Tidaklah sedekah bercampur
dengan harta, melainkan ia akan merusak harta tersebut ".
_
Ia akan mencari jalan keluarnya sendiri .. melalui :
_
"Anak kita yang sakit
sehingga harus ke dokter ,
handphone kita yang hilang, mobil kita yang rusak dan lain lain yang menguras harta kita".
_
Uang itu seperti udara, ia selalu mengisi ruang yang kosong, karenanya berbagi dan kosongkanlah, biarlah Allah dengan caranya mengisi kehampaan itu.
_
. ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺎﻟﺼﻮﺍﺏ
_
Tausyiah untuk diriku .. dirimu .. diri
kita semua ..

:: IBU OPTIMIS :: ( dari seorang ibu )


Suatu hari di dalam sebuah obrolan ringan, saya sempat bertanya pada suami, "Ibunya Pak Habibie itu kayak gimana sih ya? Pingin deh tahu tentang apa yg sudah beliau lakukan sampai anaknya 'jadi orang' begitu?". Saya mencoba mencari buku "BJ Habibie, Mutiara Dari Timur" yg pernah saya baca 20 tahun lalu dari rak buku Papa, mencoba menemukan jawabannya, tapi tak ketemu juga buku itu.
Lama waktu berselang, sekitar setahun sejak ngobrol santai itu, suamiku mengirimkan pesan lewat Whatsapp sambil menyertakan secuplik rekaman suara. Rupanya rekaman suara Pak Habibie di acara Mata Najwa edisi Ulang Tahun Pak Habibie ke-80. "Itu jawaban yang dari dulu kamu cari-cari", katanya saat mengirimkan saya rekaman suara itu.
Benar saja, di acara Mata Najwa, Pak Habibie bercerita tentang ibunya yang sangat optimis, tegar dan hebat. Pak Habibie mengenang situasi saat ayahnya meninggal dunia, ibunya bersumpah di hadapan halayak yg hadir saat itu bahwa akan membesarkan anak-anak termasuk yg di dalam kandungan dengan tangannya sendiri, serta berjanji akan mengantarkan semua anaknya menjadi orang yg berguna bagi bangsa dan agama. Doa dan tekad seorang ibu optimis.
Pak Habibie juga bercerita tentang pengalaman pertamanya merantau. Saat usia 14 tahun, Rudy Habibie remaja diantar ke pelabuhan untuk merantau ke Jakarta. Saat menyaksikan Rudy Habibie yg menangis tak mau berpisah dengan ibunya, ibu RA Tuti Marni Puspowardojo itu bilang, "Rudy sedih? Mami lebih sedih lagi, tapi Mami harus lakukan ini demi masa depanmu". Lagi-lagi, bu Tuti rupanya bukan tipe ibu-ibu galau seperti saya, yg anak masuk sekolah pertama saja cemasnya minta ampun. Betapa dari cerita Pak Habibie itu, tergambar sangat keberanian dan kebesaran hati seorang ibu optimis. Ditinggalkan suami dengan 8 anak yg masih kecil-kecil, tetapi masih bisa berpikir jernih, tegar, dan visioner. Luar biasa!
Selesai dari Mata Najwa, kehebatan ibu Tuti muncul lagi dalam beberapa scene yg saya saksikan di film Rudy Habibie (Habibie Ainun 2). Bagaimana ia dengan sangat bijaksana membangkitkan semangat Rudy muda saat di titik terendah dalam perjalanan studinya dan kehidupannya di negeri seberang. "Mami yakin Rudy pasti bisa, tunjukkan kamu sebenernya", ucapan sang ibu itu hanya berbalas tangisan pilu sang anak di rantau. Pun ketika ditanya orang tentang Rudy yg akan membuat pesawat terbang, sang ibu dengan gagah dan optimis mengoreksinya "Rudy bukan mau bikin pesawat terbang, tapi INDUSTRI pesawat terbang", katanya mantap.
Sekarang, kita jadi tahu, betapa ada ibu yg luar biasa yg membesarkan seorang Habibie kecil itu menjadi orang yg besar. Doa, optimisme, dan tekad membaja dalam membesarkan anak untuk menjadi orang yg berguna bagi bangsa dan agama, kiranya terkabul sudah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin banyak menjumpai peristiwa serupa Ibu Tuti dan Rudy Habibie tadi. Tak jarang kita dengar kisah dari kawan, saudara, atau orang yg baru kita kenal sekalipun, tentang doa-doa dan harapan seorang ibu pada anaknya yg kemudian menjadi kenyataan. Bahkan kadang, tak perlu jauh-jauh, bisa jadi hal serupa terjadi pada perkataan orang tua kita sendiri.
Saya ingat, ketika dulu berada di kebingungan menjelang lulus SMA, saya bertanya pada Mama tentang kemana saya kelak akan berkuliah. Rupanya Mama dengan penuh percaya diri bilang, "Kata Mama mah teteh nanti masuk UI, jadi alumni UI, pokoknya berprestasi di UI". Lha.. Saya cuma nyengir saja. Sebagai anak SMA di Bandung, UI tidak pernah ada dalam pikiran, cita-cita saya waktu itu kalau tidak ITB ya Unpad. Apa daya ternyata pada akhirnya saya harus akui ternyata Allah lebih ridho pada doa Mama.
Hal yg sama dialami pula oleh suami saya. Dulu, jauh hari sebelum suamiku itu lulus kuliah sarjana, Ibu yg saat itu di Melbourne menemani Bapa di tengah studi doktoral, pernah bekerja sampingan sebagai cleaner di KJRI Melbourne. Waktu itu ibu bilang, "suatu hari Aa akan duduk di sini", sambil menunjuk kursi Konjen Melbourne yg ia bersihkan. Sidqi, suamiku itu rupanya tak pernah bercita-cita jadi diplomat meski ia berkuliah di jurusan hubungan internasional. Menjadi dosen di kota adem ayem sepeti Jogja sepertinya lebih ia senangi, ketimbang menjadi Diplomat - PNS Kementrian Luar Negeri - dan tinggal di kota macet dan padat sepeti Jakarta dan Depok. Lagi-lagi, rupanya Allah mengabulkan doa Ibu untuknya, bukan jadi konjen Melbourne sih, tapi betul terkabul jadi diplomat. Hehe.
Saya jadi berpikir, saya punya doa apa untuk anak-anak saya? Saya punya keyakinan sebesar apa pada masa depan anak-anak saya? Seberapa besar rasa percaya diri saya akan keberhasilan anak-anak saya kelak? Ketika anak saya belum bisa baca sementara anak tetangga sudah bisa, saya galau. Ketika anak saya masih malu-malu tampil di atas panggung sementara anak lain tampil penuh percaya diri, saya cemas. Ketika anak-anak lain seusia anak saya bertubuh lebih tinggi dan besar, saya khawatir. Ketika anak saya bertingkah tak menyenangkan sementara anak lain tampak sangat manis, saya iri. Aaaaah... Dan masih banyak lagi rupanya hal lain yg saya khawatirkan. Sampai-sampai di tengah kesal, sempatnya batin terpikir, "mau jadi apa kau nanti, Nak?". astaghfirullah...
Memang, adalah manusiawi rasanya ketika kita sedih, khawatir, dan mencemaskan masa depan anak-anak kita. Akan tetapi, dari siapa lagi keyakinan itu muncul jika tidak dimulai dari kita sendiri, ibunya, bukan? Seseorang yg telah mengandungnya, melahirkannya, menyusuinya, mendidiknya, menemani hari-harinya, dan seterusnya. Jika kita saja pesimis, pada siapa lagi anak-anak berharap optimisme itu? Padahal, optimisme Ibu kiranya semacam doa tanpa penghalang pada Sang Maha Pengabul Doa. Karena itu, ditengah segala cemas takut dan ragu, tidak kah kita yg seharusnya menjadi orang pertama yg harus yakin akan kesuksesan dan keselamatan ananda untuk dunia dan akhiratnya?
Ibunda Pak Habibie, Mama, dan Ibu, mungkin hanya sedikit contoh kecil saja dari para ibu optimis itu. Optimisme dan doa dari Ibu yg seperti apa? Mungkin tak pada semua Ibu, tetapi ada pada ibu yg syurga tak hanya ada di telapak kakinya, tetapi senantiaa menjaga kebaikan dalam ucapan, perbuatan, dan teladan tingkah lakunya. Kiranya Allah ada bersamanya.